28 September 2008

Biarlah, Hanya Allah yang Mengenalku


"Tu'rafuna fi Ahlis-sama' wa tukhfuna fi ahlil ardli",
"Berusahalah kalian dikenal oleh penduduk langit, meskipun tidak satupun penduduk bumi yang mengenalmu". Begitulah sebuah pesan agung yang disampaikan oleh seorang ulama salaf. Sulit. Dan harus kita akui itu memang luar biasa sulit. Tapi begitulah tabiatnya, bahwa kesulitan itu berbanding lurus dengan hasil diperoleh. Semakin tinggi pohon, semakin besar angin menghembusnya. Menjadi manusia-manusia yang berselera tinggi bukanlah perkara mudah. Ya, selera tinggi. Dikenal penduduk langit. Cukup itu. Menjadikan diri alergi akan pujian manusia. Dikenal oleh penduduk langit. Cukup itu. Ya, itulah yang primer dan selain itu sekunder.

Merekalah manusia-manusia yang berusaha menyembunyikan amalnya. Mereka bekerja di tengah keheningan. Dikala para mata terlelap, mata mereka basah akan ketundukan yang teramat sangat. Dikala tubuh-tubuh hanyut terbuai mimpi, mereka tegak berdiri. Merekalah karang. Mereka adalah gunung yang kokoh menjulang, karena cintanya hanya pada yang Maha Perkasa. Tanpa sorotan kamera penduduk bumi. Tiada pernah menjadi headline pada bacaan-bacaan picisan manusia. Sungguh, selera yang teramat tinggi. Amalnya nampak ataupun tidak, tidak ada bedanya bagi mereka.

Merekalah yang tidak disilaukan celoteh-celoteh balita yang berebut segenggam perkara dunia. "Sungguh, jika dunia itu lebih berharga dari sebuah sayap nyamuk, pasti orang-orang kafir itu tidak akan memperoleh rizqi Allah", prinsip itulah yang menancap dalam di ubun-ubunnya. Dunia adalah persinggahan, tidak lebih. Maka merekalah orang-orang yang paling bahagia. Selain Allah remeh. Selain Allah kecil.

Allah sajalah yang mengetahui desiran hati. Dia tidak akan menyianyiakannya. Itulah mereka. Tanpa harus perduli celaan, hinaan dan makian. Walaa yakhofuna lau matalaaim.

Perkaranya adalah lintasan-lintasan hati ini. Bila ornamennya berkumpul akan terbentuk sebuah perahu bernama niat. Mengarahkan perahu itu agar dikagumi penduduk langit. Itu tugasmu dan, tentu saja tugasku.

Ya Allah, ampuni kami jika pada dada kami ada lintasan-lintasan selain-Mu.
Allahumma inna na'udzubika minarriya'.

Allahummarzuqnasysyahadah.
Allahummarzuqnasysyahadah.
Allahummarzuqnasysyahadah Ya Qowiy, Ya Aziz, Ya Robbal 'alamin.

(I dont care!)

1 komentar:

Gamis Branded Indonesia mengatakan...

Asw

Alhamdulillah blognya dah jadi.


Maka benar, jadilah engkau penduduk bumi yang dikenali oleh langit walau penduduk bumi tak mengenalmu sekalipun.


Seeep...teruskan nih akh, bakat terpendam ntm


Was